Ilustrasi bendera Indonesia, Merah Putih. (Image by Mufid Majnun from Pixabay ) |
Kata -kata dan perjanjian lagu 17 Agustus 1945 Hari Merdeka adalah lagu nasional yang dibuat oleh Husein Mutahar atau lebih dikenal sebagai H. Mutahar. Karyanya selalu memiliki antusiasme, seperti yang tertulis dalam kata -kata, "sekali mandiri tetap mandiri".
Lirik dan Lagu Chord 17 Agustus 1945 Hari Merdeka sangat identik dengan perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia. Bahkan, lagu ini menjadi lagu wajib dinyanyikan dengan setiap perayaan ulang tahun Republik Indonesia (ulang tahun Indonesia) yang jatuh pada 17 Agustus setiap tahun.
Kata -kata dan akord lagu 17 Agustus 1945 Hari Merdeka memiliki arti dari setiap ayat yang harus dijalani. Lagu ini juga menunjukkan bahwa semua orang Indonesia akan terus membela Indonesia sampai akhir hidup mereka.
Lirik dan Chord Lagu 17 Agustus 1945 Hari Merdeka
Berikut ini lirik dan chord lagu 17 Agustus 1945 Hari Merdeka ciptaan H. Mutahar, yaitu:
(Intro) C-G-C-F-C-G-C C
C G C
Tujuh belas Agustus tahun empat lima
C G C
Itulah hari kemerdekaan kita
F C
Hari merdeka nusa dan bangsa
Am G
Hari lahirnya bangsa Indonesia
G F D
Merdeka
C G C
Sekali merdeka tetap merdeka
C G C
Selama hayat masih di kandung badan
C G C F
Kita tetap setia tetap sedia
C G F G
Mempertahankan Indonesia
C G C F
Kita tetap setia tetap sedia
C G C
Membela negara kita
C G C F
Kita tetap setia tetap sedia
C G F G
Mempertahankan Indonesia
C G C F
Kita tetap setia tetap sedia
C G C
Membela negara kita
Arti Lagu 17 Agustus 1945 Hari Kemerdekaan
Arti lagu dan perjanjian 17 Agustus 1945 Hari Merdeka yang diciptakan oleh H. Mutahar memperingati tidak hanya pada hari kemerdekaan Indonesia, tetapi juga mempertahankan informasi historis sambil memperkuat peringatan negara ini. Lagu itu dibuat dengan proses yang panjang, bahkan dalam situasi yang tidak mudah pada waktu itu.
Lagu yang diterbitkan pada tahun 1946 menyinggung kemerdekaan Indonesia yang berhasil diperoleh pada 17 Agustus 1945. Dalam lagu ini, juga menunjukkan bahwa kemerdekaan yang telah berhasil diperoleh harus dipertahankan dan dikelola oleh semua orang Indonesia untuk sepanjang masa.
Makna yang terkandung dalam setiap bait pada 17 Agustus 1945, hari independen adalah untuk menggambarkan bagaimana perjuangan yang terus -menerus dari pahlawan nasional untuk membela Indonesia. Selain itu, orang Indonesia selalu tersedia dan dengan setia mempertahankan negara sampai akhir kehidupan.
Pencipta lagu 17 Agustus 1945 Hari Kemerdekaan
Husein Mutahar adalah komposer yang juga dikenal aktif dalam berbagai kegiatan gulat. Dia adalah seorang Habib yang lahir di Semarang, di pusat Jawa, pada 5 Agustus 1916. Mutahar lulus dari sekolah Algemeen Midelbare (AMS) dan mengambil konferensi yang berspesialisasi dalam literatur Oriental di Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta. Selain membuat lagu, ia juga terlibat dalam pertempuran 5 hari di Semarang dan menjadi salah satu inisiator Paskibraka dan Pramuka.
Lagu Merdeka Hari telah menjadi karya nasional kedua untuk H. Mutahar. Lagu penciptaannya yang juga memiliki tempat sendiri di jantung rakyat Indonesia adalah nyanyian pujian yang berjudul Syukur. Beberapa karya H Mutahar termasuk Slamatlah, jangan putus asa, Pat dan Dirgahayu Indonesia saya yang merupakan karya terakhirnya.
Song of the National Hymn of Merdeka Hari disajikan untuk pertama kalinya oleh H. Mutahar pada tahun 1946. Lahir setahun setelah Deklarasi Kemerdekaan Indonesia, lagu ini telah menjadi pengingat dan dorongan sehingga bangsa terus mempertahankan kedaulatannya . Mengutip buku Pusaka Indonesia oleh Dr. Sipan Adrianto, SE, M.PD, Husein Mutahar meninggal di Jakarta pada 9 Juni 2004.
Sejarah Lagu 17 Agustus 1945 Hari Kemerdekaan
Kisah lagu pada 17 Agustus 1945 hari independen melewati banyak fase. Penciptaan lagu pada 17 Agustus 1945 Hari Merdeka dimulai ketika H. Mutahar masih menjadi asisten Presiden Sukarno. Pagi -pagi sekali, pada tahun 1946, Sukarno menelepon Mutahar dan meminta aubade (lagu atau musik di pagi hari).
Ringkasan dari buku "100 Indonesian Music Concerts" (2018) yang ditulis oleh Anas Syahrul Alimi dan Muhidin M. Dahlan, Penerbit I: Boekoe, Sukarno memerintahkan Husein Mutahar untuk membuat aubade yang merupakan lagu atau musik di pagi hari. Untuk menguji lagu itu, Husein Mutahar yang tidak memiliki orkestra, meminjam orkestra istana.
Dengan antusiasme, Husein Mutahar memimpin permainan dengan memanjat meja untuk mencoba lagi. Karena terlalu bersemangat, pengurangan meja runtuh. Song of Merdeka Day diambil alih selama upacara 17 Agustus dan disewa oleh Sukarno.
Komentar
Posting Komentar